— 149 —
Maka akoe harep sadja toewan-toewan djangan mendjadi goesar."
Tio Poo makanja tida maoe mendjadi penanggoeng ada sebabnja. la seringkali dateng ka roemahnja Lou Khay dan lantaran ia dianggep sebagi sobat back, djadi tida menjingkir dari Lou Khay poenja koelawarga prempoewan, ia sering kali bertemoe sama Lou So Tjin dan boekan djarang iaorang soeka pasang omong dengen oeplek. Tio Poo liat kaloe So Tjin lagi bitjara padanja seringkali maen mata dan oendjoek inpoenja tingga lakoe jang genit. Maka ia sendiri soeda mengandoeng niatan boewat melamar pada itoe gadis, tjoema sajang ia tida bisa mendapet koetika jang baek, sedeng ia sendiri merasa berat boewat memboeka moeloet dengen langsoeng.
Sekarang dalem perdjamoean makan ia meliat Tjoei Liong teroes-meneroes mendesak Lou Khay soepaja kasiken ade prampoewannja pada Pang Jan, soeda tentoe sadja hatinja merasa sanget tida senang. Tapi, sabalikaja orang maoe minta ia mendjadi toekang tanggoeng, soeda bisa dimengarti jang ia tida nanti soedi lakoeken hal itoe. Kaloe boleh dan bisa, ia merasa ingin sekali bikin ini oeroesan djadi gagal, baroelah hatinja merasa senang.
„Kaoe, Kee Toako bagimana, apa soeka mendjadi toekang tanggoeng?" menegasken Tjoei Liong, koetika meliat Tio Poo tida maoe. Apabila kaoe poen tida soeka, terpaksa akoe sendiri jang aken merangkep mendjadi penanggoeng djoega."
,,Akoe tida ada kaberatan dan soeka mendjadi penanggoeng," djawab Kee Sian.
,,Sekarang bagimana, Lou Toako, apa soeka bikin beres ini perdjodoan ?" menanja Tjoei