Lompat ke isi

Halaman:Siauw Ngo Gie 02.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 143 —

FATSAL X.

Itoe waktoe hatinja Pang Jan merasa sanget girang. la pikir, tida sia-sia ia menaloek pada pamerentah dan berloetoet mengangkat goeroe pada Pak-hiap. Sekarang dalem iapoenja pakerdjahan jang pertama sadja, ia soeda bisa berboewat doewa matjem djasa jang tida bisa dibilang ketjil. Boekan sadja ia sendiri boleh merasa bangsa, malah moekanja iapoenja goeroe poen toeroet mendjadi terang Djoestroe ia lagi kalelap dalem iapoenja pikiran sendiri, mendadak ia djadi tersedar oleh satoe boedjang jang menghamperi dan bitjara pada Lou Khay.

,,Toaya, di loewar ada orang jang minta bitjara," kata itoe boedjang.

Lou Khay lantas meninggalken perdjamoean sembari maminta ma'af dan lantas kaloewar; berselang brapa lamanja, satoe boedjang laen dateng masoek mengoendang toewan Tjoei Liong boewat bitjara di dalem sama iapoenja madjikan.

Tjoei Liong lantas berbangkat dari tempat doedoeknja mengikoeti itoe boedjang masoek ka dalem. Lou Khay oendang Tjoei Liong berdoedoek di sampingnja satoe medja model boelan sabelah, jang ditaro berdempet sama tembok dengen terapit oleh doewa korsi.

„Akoe ada satoe perkara jang hendak minta Toako poenja tenaga bantoean," kata toewan roemah. „Itoe orang she Tjin, kawannja Pang Toaya, koetika bertempoer di gredja, telah ditangkep oleh akoe poenja soedara prampoewan. Akoe liat dengen terang koetika iaorang bertempoer, akoe poenja ade prampoewan soeda kateter dan koetika goloknja itoe orang she Tjin