Lompat ke isi

Halaman:Siauw Ngo Gie 02.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 95 —

ngeran soewara bergebroekan dan bergombrangan. Boleh djadi barang-barang jang iaorang „benahin” boekan sedikit djoemblanja. Tapi lantaran sanget katakoetan, akoe tida brani boeka soewara dan tinggal diam dengen tida brani berkoetik. Blakangan iaorang kaloewar lagi dari itoe goedang dan kombali iaorang gerakin itoe barang jang bisa mengaloewarken sinar lerang.

„Kita berdoewa soedara," kata salah - satoe antaranja pada kawannja, „tida maoe melakoeken pakerdjahan dengen gelap. Maka kita berdoewa poenja she dan nama perloe ditoelisken, soepaja orang bisa taoe siapa jang telah melakoeken ini pakerdjahan.”

„Boewat kita berdoewa sama-sekali tida ada halangannja.” kata itoe kawan jang moekanja koening, sebab tida mempoenjai tempat kadiaman jang tertentoe. Tapi, dari sebab kita seringkali berdiam di Tjo-tjioe-kio, dalem roemahnja Lou Toako, apabila ini hal dapet didenger oleh politie dan pembesar negri, nistjaja aken menjilakai pada Lou Toako. Kita haroes inget Lou Toako poenja deradjat ada lebih penting dari kita berdoewa, maka djangan sekali kita membikin ia terkena sangkahan djelek. Lagian, pada doewa hari jang berselang, kita poenja omongan jang dioetjapken pada orang dari itoe roemah penggadean boleh dipikirken dengen pandjang oleh marika itoe. Dengen begitoe, kita berdoewa tida bisa dibilang telah melakoeken pakerdjahan dengen menggelap. Apabila iaorang ada mempoenjai kapandean, tida ada halangannja menjelidikin pada kita orang.“

„Kaoe poenja omongan ada benar sekali,“ kata orang jang bitjara doeloean dan moekanja