- 22 -
„Ja, sekarang akoe mengarti,“ kata Hek-ho-lie, „tjoema doedoeknja perkara jang sabetoelnja begimana toch?“
Kaloe maoe dibitjaraken, itoelah ada satoe riwajat pandjang,“ kata Thio Liong. „Itoe wak toe ada satoe djanda toewa dari familie Oei, orang siapa ada mempoenjai toewa gadis, jang satoe bernama Kim Hiang dan jang laennja Giok Hiang. Jang terseboet blakangan soeda bertoendangan sama Tio Tek Seng poenja anak. Tapi pada waktoe menikah, itoe djanda-toewa soeroe Kim Hiang jang menggantiken adenja. Familie Tio liat itoe kamanten prampoewan boekannja ada itoe gadis jang dilamar, lantas sadja djadi riboet, hingga, Kim Hiang dalem kariboetan maboer poelang ka roemah iboenja. Itoe kadoewa besan lantas berkoetetan sama-sama dateng bikin pendakwahan pada siangya. Koetika siangnja panggil Kim Hiang dateng mengadep, ternjata itoe gadis roepanja sangat djelek dan djoega pikirannja koerang beres. sebab sesampenja di depan medja pengadilan ia lantas mengotje tida karoean. Tapi di itoe waktoe siangnja lantas djato pangsan dari iapoenja medja pengadilan. Blakangan kita minta pertoeloengan hweeshio dari Tay-siang-kok-sie boewat bikin pertanjahan pada dewa.
„Sampe sekarang akoe masi bisa inget boenjinja itoe djawaban dari dewa, jang kira-kira bermaksoed begini: ,Perboewatan gelap socsa didjaga, waktoe doedoek di medja pengadilan, pikiran djadi melajang, biar poen ada thabib jang pande tida nanti bisa mengobati, tapi satoe kali sobat baek dateng lantas bisa disemboehken.“ Itoe waktoe tida ada barang satoe orang jang bisa petjahkenmaksoednja itoe perkatahan sa-