Lompat ke isi

Halaman:Siauw Ngo Gie 01.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

― 17 ―

FATSAL II

Itoe waktoe Lie Thian Siang berdoedoek di sabelah tengahnja satoe medja jang penoeh sama barang santapan dan minoeman, sedeng doewa orang jang bermoeka koening dan item berdoedoek mengapit di kadoewa pinggiran.

„Kadoewa soedara," kata itoe ambtenaar dorna pada itoe doewa orang; tapi sabelonnja orang jang bitjara melandjoetken bitjaranja, dengen tjepat itoe doewa orang menjataken jang marika tida sanggoep trima itoe bahasa soedara dari saorang jang berpangkat hesar.

„Oh, itoelah tida perloe diriboetin," kata Lie Thian Siang, „kaoe berdoea toch ada orang-orang gagah di ini djeman, jang achirnja aken mendjadi orang-orang besar dan ternama, sabagi tiangnja negri. Akoe ada lagi satoe oeroesan besar jang meminta kadoewa soedara puenja tenaga bantoean; belon taoe kaoe berdoewa poenja katabahan bisa sampe di mana ?"

„Kita berdoewa menerima Taydjin poenja boedi jang begitoe besar," kata itoe doewa soedara dengen berbareng, „biar poen antjoerken kita poenja badan masi belon bisa membales boedi itoe. Prihal kita berdoewa poenja katabahan dan ilmoe kapandean, kita soeda bisa pahamken ilmoe djalan tjepet dengen tida bersoewara dan tiada meninggalken tanda bekasnja, biar poen naga di laoetan dan harimau di oetan, kita sanggoep taloekin dan tangkap. Kaloe Taydjin ada prentah apa-apa, biar moesti masoek di laoetan api djoega, kita tida nanti moendoer. Tjoema belon taoe perkara apa jang Taydjin maoe prentah kita lakoeken?"

„Oho, bagoes sekali !" kata itoe dorna dengen

2