Halaman:Si Umbut Muda.pdf/9

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— diundjamkan lutut nan dua — ditekurkan kepala nan satu — minta ma'af kepada ibu — lalu berdjalan dari sana. Sudah serentang perdjalanan — tjukup ketiga rentang pandjang — makin dekat makin hampir — hampir ia akan tiba — tiba disurau tuanku imam — bergelar Tuanku Imam Muda; alim nan tidak alim amat begitulah hanja 'alimnja. Konon tafsir dengan fakihi — ialah mantik dengan ma'ani - ganti sahadat pulang mandi; Kurän jang tiga puluh djuz — dapat menjimak-njimakkan sadja.

Lah mengadji si Umbut disana — banjaklah kitab jang terkadji — banjaklah surat jang dibatja — banjak lagu jang telah dapat — hatinja terang bagai suluh — kadjinja lantjar air hilir. Lorong kepada suaranja — njaring ada serakpun ada — seraknja serak-serak manis. Lamun berlagu si Umbut Muda — orang berdjalan djadi berhenti — burung terbang djadi hinggap — air hilir tertegun-tegun — karena elok lagu si Umbut.

Setelah beberapa lamanja — habis hari berbilang pekan — habis pekan berbilang bulan — habis bulan berbilang tahun — tjukuplah tiga tahun pepat si Umbut mengadji sana — terkenang olehnja akan pulang — hendak kembali kekampungnja — ialah kerumah Kampung Teberau. Minta izin ia kepada gurunja — setelah izin didapat — lalu berdjalan ia sekali. Sudah serentang perdjalanan – telah dua rentang perdjalanan — tjukup tiga rentang pandjang — dekat hampir akan tiba — tibalah ia dirumah ibunja. Sudah sehari ia dirumah, datang-lah orang memanggil — suruhan gurunja jang dahulu — jang bergelar Tuanku Pandjang Djanggut — keranah ke Kampung Aur; gurunja akan berhelat gedang — si Umbut diminta datang — tetapi dia tidak dirumah.

10