Halaman:Si Umbut Muda.pdf/78

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Djika adik mati dahulu,
nantikan hamba disurga!”

Mendjawab si Gelang Banjak:

„Surat nahu berukir perak,
dibatja Chatib Sidur Alam,
duduk dimihrab surau tua.
Sedang didunia lagi tidak,
diachirat wa'llahua'lam,
musim pabila akan bersua?”

Berkata si Umbut Muda:

„Tutuh limau padang ini,
takkan lama rampak lagi.
Lihat benar si dagang ini,
takkan lama tampak lagi.

Sebuah lagi, o dik kandung!

Djangan ditjutjup minum kilang,
kalau ditjutjup ditapisi.
Djangan dituntut dagang hilang,
dituntut djangan ditangisi.

Djangan ditimba biduk Padang,
kalau ditimba keruh djua.
Djangan ditjinta dagang hilang,
kalau ditjinta djauh djua.

Anak 'rang Kuok Bangkinang,

79