Halaman:Si Umbut Muda.pdf/74

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„mengapa tuan begitu benar — usah itu disebut djua — usah dikenang-kenang lagi. Djika salah hamba kepada tuan — djika terdorong mulut hamba — djika tertjela oleh hamba — djangan diletak dalam hati. Kalau salah biar kutimbang — kalau berutang hamba bajar — usah tuan pergi berdjalan — usah tuan balik mengadji.”

Kononlah oleh si Umbut — gajung tidak disambutnja — kata tidak didjawabnja — pantun tidak dibalasnja — si Umbut berdjalan djua.

Berkata pula si Gelang:

„Kapal si Ali ke Benggali,
kapal si Tenggar ke Bawan.
Djika tuan pergi mengadji,
hamba tinggal tidak berkawan.

Tergenang air didjadjaran,
terendam urat padi muda.
Tergemang hamba ditinggalkan,
hamba 'lah tuan adjar mandja.

Rumah berandjung di Ulakan,
rumah Baginda Radja Ganti.
Kami disandjung dientakkan,
alangkah ibanja hati kami.

'Lah runtuh sawah 'rang Kubu,
diimpit bandar Tan Maradja.
Tak elok tuan begitu,
kami diberi harap sadja.

75