Halaman:Si Umbut Muda.pdf/52

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dua rentang perdjalanan — dekat semakin 'kan hampir — hampir dekat 'kan tiba — tiba si Gelang tengah halaman — lalu naik sekali. Baru sebentar tengah rumah — dua bentar tengah rumah — datang tanja dari bapaknja — tumbuh sudi dari ibunja. Berkata ibu Gelang: „O upik Puteri Gelang Banjak! manatah perian tadi — manatah labu 'kan tadi — mengapa tidak membawa air — mengapa pulang melenggang sadja? Siapa mengambil perian engkau — siapa mentjuri labu engkau?”

Mendjawab si Gelang Banjak — berkata sambil menangis: „O, Bapak, udjar hamba! O, ibu kata hamba dengarkanlah hamba katakan — dengarkan hamba kabarkan. Ketika awak akan pulang — berbalik dari pantjuran tadi — perian sudah hamba sandang — labu'lah penuh hamba isi — bersua dengan kerbau laga — kerbau laga tengah djalan — kerbau bertanduk dua-dua — kuda bersepak kebelakang. Karena lari perian petjah — karena takut labu ku petjah — labu petjah — geluk lah hilang kutjari tidak bersua.”

Berkata bapak si Gelang: „Mengapa engkau menangis — siapa orang nan marah — siapa orang nan berang? Tidaklah kami akan marah — hanja tadi nan kami tjemaskan — kalau perian diambil orang — kalau labu ditjuri orang. Djika itu engkau katakan — djika itu mara nan datang — senanglah pula hati kami — sunjilah kira-kira kami. Beruntung benar engkau tadi — tidak tjatjat tidak binasa; mudjur benar tak tjelaka sudah patut berkaul-kaul — patut kita meminta doa. Pergi tjekau malah ajam — suruh tangkap kambing seekor — suruh sembelih kini-kini — kita mendo'a nanti malam — suruh imbau seorang mualim.”

53