tak keempu kaki — membalas keubun-ubun. Turak tidak terluntjurkan — suri tidak tertjotjokkan — karok tidak terpidjakkan — 'lah terlepas dari gengaman — terlepas sedang dipegang; sutera habis kusut-kusut — benang mas putus-putus.
Keruh nan bagai kuah siput,
djernih nan bagai kuah ajam.
Hati'lah bagai rumin[1]kusut,
bagai benang dilanda ajam.
mendengar puput si Umbut Muda.
Kononlah si Gelang Banjak — merajuk tegak sekali — badan serasa bajang-bajang — peluh sudah menganak sungai — darah 'lah menampi-nampi — sudah keluh-keluh kesah — bagai pujuh kena palang — bagai belut kena lukah — bagai beruk kena ipuh — duduk tidak tersenangkan. Digulung tenun terentang — lalu berkata pada ibunya: „O ibu, udjarku ibu! — ibu luntjurkanlah perian — ibu kemarikanlah labu — ibu ulurkanlah galuk. Hamba akan pergi mandi — tidak tertahan pelak badan — tak tertanggung panas hari — awak palak-palak miang — angus hangat rasa dibakar.”
Mendengar kata si Gelang — Kononlah oleh ibunja — diluntjurkan perian gading — diberikan labu suasa — diulurkan galuk perak.
Berdjalan si Gelang Banjak — berdjalan pergi kepantjuran; disandang perian dibahu — didjindjing galuk dikiri — dikepit labu diketiak. 'Lah sebentar ia berdjalan — 'lah dua benar ia berdjalan — hampirlah dekat akan tiba — tiba ia ditepi tebing — 'lah tegak si Gelang
- ↑ Sematjam kelindan.
46