Halaman:Si Umbut Muda.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— tjukuplah sekali ini. Djika tergeser hamba empelas — djika tertangguk hamba kiraikan — djika terbawa hamba antarkan — djika diulang-ulang djua — meremang buku tengkuk hamba. . . .

Kononlah ibu si Umbut — mendengar kata demikian — hati gatal mata digaruk — berdjalan dengan hati iba —berdjalan dengan hati rusuh — berdjalan terentak-entak — berdjalan tertegun-tegun.

Kepundung kulitnja manis,
putjuk sibia-bia tinggi.
Berundung-undung menangis,
apalah kira-kira kini.

Sampai serentang perdjalanan — berhenti ibu si Umbut — duduk bermenung tengah djalan — peluh sudah menganak sungai — mengalir ketulang punggung. Dipikir-pikir dalam hati — dipatut-patut dengan 'akal — terkira pula jang merusuh. Apalah jang dirusuhkannja — apalah jang dirisaukannja?

„Djika datang usul dan siasat — kalau datang tanja dengan sudi — dari si bujung Umbut Muda — apalah akan djawab hamba — apalah akan kata hamba — apalah akan tenggang hamba?” katanja ibu si Umbut. „Kalau dikatakan semuanja — djika diberitakan habis-habis — takut 'kan ia marah nanti; suratan hamba gerangan nan malang — untung hamba gerangan nan buruk. Benarlah bagai pantun orang:

Sikudjur dilingkar tedung,
urat dahan djadi berbisa.
Belum diandjur'lah tersandung,
'alamat badan kan binasa.

34