Halaman:Si Umbut Muda.pdf/104

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lagi nan dipinta — bujung berbalik pulang dahulu — ialah keranah Kampung Aur — boleh kita melepas niat — boleh kita membajar kaul — berhelat pula kita di sana. Manalah ninik dengan mamak — segala sanak saudara hamba — besar ketjil tua muda — laki-laki perempuan nan hadir dihelat ini — gedang tidak disebut gelar — ketjil tidak diimbau nama. Beri ma'af hamba banjak-banjak — meminta ampun gedang-gedang — bukanlah akan dipermudah-mudah — meminta hamba sungguh-sungguh kita bertolak semuanja — keranah ke Kampung Aur — keranah Puteri Gelang Banjak! Biarlah habis sawahladang — biarlah habis harta benda — barang terhirun biar terdaing *)[1] — biar tertulang biar terdaging — kita berhelat tudjuh hari — bergelanggang agak sebulan — kita arak si Umbut Muda beserta Puteri Gelang Banjak. Kita panggil orang semuanja — seluhak se Lima Puluhnja — seluhak se Tanah Datarnja — serta orang Luhak Agam — sampai ke Kubung Tiga Belas!”

Mendjawab orang nan banjak: „Insja Allah baiklah itu!”

Berkata si Umbut Muda: „Kalau begitu maksud bapak — djika itu niat nazar — bapak berbaliklah dahulu — bapak pulanglah kini-kini — tangkaplah kerbau dikandang — tangkaplah djawi dipadang — keluarkan padi dilumbung — apa jang kurang suruh tjari. Lorong kepada ninik mamak — hamba membawa kemudian — itu djangan bapak rusuhkan — itu djangan bapak risaukan — lekaslah bapak balik pulang.”

Kononlah bapak si Gelang ia bergegas balik pulang — berdjalan bergulut-gulut — berdjalan tergesa-


  1. *) Biar habis harta benda

105