Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/98

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

DI RUMAH PUTI GALANG BANYAK

Kabar beralih tentang itu, sungguh beralih masih tentang itu, beralih kepada si Umbuik Mudo, tak lama sepeninggal bapak si Galang, bangunlah Ia dari tidur, tidak karena dibangunkan, lalu duduk Ia sebentar, duduk tertegun di tengah rumah, berkata si Rambun Ameh. “Oi Tuan kata denai, mengapa Tuan bermenung, mengapa Tuan lekas bangun, sudah puaskah tidur Tuan?” Mendengar kata demikian, menjawab si Umbuik Mudo, “Sebabnya denai terbangun, darah denai tersirap-sirap, badan kasakkasak miang13, siapakah orang yang menuntut, sampai seumur ini, belum pernah seperti ini.” Berkata pula si Rambun Ameh, “Benar jua kata Tuan, ketika Tuan tidur tadi, datang bapak si Galang Banyak, membawa sirih di cerana, memanggil Tuan ke mari, Ia sedang baralek gadang, didesakdesaknya denai, disuruh denai membangunkan, tapi denai tidak mau, denai jua yang bertangguh, dia ingin langsung seiring. Kini bergegas lah Tuan, berkemaslah kini-kini, jangan sampai dijemput lagi.” Mendengar kata demikian, sudah memakai si Umbuik Mudo, memakai cara Bangkinang, berdestar seluk timba, letaknya membelah benak, si samping palembang aceh, bercincin permata nilam, berbaju beludru gandum. 13) Gatal-gatal

87