Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

Sesampainya di rumah, dibangunkan si Galang Banyak, “Duhai anak bangunlah bangun, itu umbut sudah dapat”. Terjagalah si Galang Banyak, langsung duduk seketika, dipandang baik-baik, nampaklah umbut Tibarau, merentak berbalik tidur, berkata si Galang Banyak, “Mengapa bapak bodoh begitu, mengapa bapak bingung begitu, ke kampung Tibarau denai suruh cari, umbut tibarau yang diambil.” Menangis merentak-rentak, kehendak tidak terpenuhi, mungkin akan mati badan ini, “Kayu kelat tumbuh di tanah Berurat bertunas tidak; Obat susah penyakit parah Bertawa selilir tidak.” Melihat hal demikian, berkata bapak si Galang, “Duhai Upik kata bapak, katakan yang sebenarnya, katakan jelas-jelas, apa yang akan bapak ambil, apa yang akan bapak cari, jauh akan bapak jemput, dekat akan bapak jelang, tergantung akan bapak kait, asal sakit anak bisa hilang.” Menjwab si Galang Banyak, “Jika bapak sayang di denai, mungkin sakit akan terobat, carikan denai umbut muda, yang sama besar dengan denai, yang sama tinggi dengan denai, ka ranah Kampuang Tibarau. Satu lagi pesan denai, akan hal umbut itu, tumbuhnya hanya sebatang saja, tidak bisa dibeli, tidak bisa ditukari.” Begitu mendengar kata itu, berjalanlah bapak si Galang, berjalan turun seketika, ke ranah Kampuang Tibarau. Sesampai di sana, duduk bermenung Ia sebentar, tegak berpikir seketika, dihisap rokok yang sebatang, dikunyah sirih sekapur, sedang dapat agakagak, berkata bapak si Galang dalam hati, umbut apa yang akan denai ambil, kalau diambil umbut pisang, umbut pisang banyak di rumah, tidak sama besar dengan dia, termenung lagi akhirnya. 75