Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

bisa dihapus, denai akan meniup puput, ke sumur pancuran raja, ke sumur si Puti Galang Banyak.” Mendengar jawaban demikian, sangat terkejut amai si Umbuik, sekarang baru Ia maklum, lalu berkata seketika, “Buyung, usah Buyung pergi ke sana, entah dia sedang demam, takut nanti dia terkejut, entah sedang lemah semangat.” Lalu si Umbuik Mudo menjawab, “Amai tak tahu di malu, Amai tidak tahu di sakit, sungguh tebal telinga Amai, renungrenungkanlah dahulu, Amai dengarkan kata denai, Rumah gadang7 bertiang tidak Di manalah angin akan lalu Entah lalu di liang lantai; Hati bimbang diungkap tidak Siapalah orang yang akan tahu Entah di orang yang merasai Akan hal badan diri denai, sejak mendengar kata-kata itu, tidur denai tidak nyenyak, makanpun rasa tidak enak, tidur yang tidak bisa tidur, namun untuk kali ini, meski hilang nyawa di badan, meski hilang yang berkata, biarlah denai cobakan jua. Belalang terbang melayang Terbangnya berapi-api; Satu hilang dua terbilang Namanya anak laki-laki.” Mendengar kata-kata itu, berkata Amai si Umbuik, “Denai tebang tidak tertebang Bagai menebang batang sampir Denai pangkas jua dengan pisau; Denai larang tidak terlarang Bagai melarang air hilir Buatlah saja sesukamu.” 7) Rumah adat Minangkabau

55