Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

“Duhai Buyung anak Amai, dalam setahun dua tahun ini, dia belum akan berjunjungan, dia belum akan bersuami, belum berniat akan menikah, dia akan menggadis saja, begitulah katanya, kata si Puti Galang Banyak. Sungguhpun demikian, dengarkan pula oleh anak, Anak buaya gulung tenun Masuk kuala Indrapura; Apakah daya untung belum Nantikan saja ketikanya. Koto Sabab menghadap Tiku Tiku menghadap Koto Tangah; Sedang tidak sabarlah dahulu Nantikan saja gerak Allah. Tak jiran mengkudu ada Belum pandan akan bergadang; Niat itu yang tak ada Belum badan akan tergamang. Jangan hati dibuat rusuh, jangan hati dibuat risau, usah buyung khawatirkan.” Menjawab si Umbuik Mudo, “Benar pula kata Amai, sungguh benarlah begitu, tapi sedikit terasa dalam hati, petuah dari Amai juga, melangkah tak cukup selangkah, yang sekali diduakan, yang dua cukupkan tiga, cukup tiga kata putus, begitu juga yang biasa, begitu juga yang dipakai. Pergilah Amai sekali lagi, minta sungguh kata yang putus, agar tak terasa-rasa jua.” Mendengar kata demikian, hilanglah akal amai si Umbuik, terasa sesak pikirannya. Terketik terkitun-kitun Salimbada dalam liangnya; tegak tertegun-tegun Bicara dalam hati saja. 37