Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/132

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

renggut rambut, lalu pingsan seketika. Berkata penghulu kampung, “Manolah Tuanku Panjang Jangguik, mayat sudah lama terbujur, elok kini kita kuburkan, sementara hari belum petang.” Menjawab Tuanku Panjang Jangguik, “Kalau begitu kata Datuak, marilah kita segerakan, hanya satu pinta denai, amanat dari yang mati, tatkala dianya sakit, kalau sampai Ia berpulang, minta berkubur di atas bukit, bukit yang seberang berseberangan, itu wasiat yang denai genggam, itu amanat yang denai pegang.” Menjawab penghulu kampung, “Kalau begitu wasiatnya, serupa itu amanatnya, sedikit jangan diubahi, janganlah kita tinggalkan, agar kita tak kena sumpah.” Akan bagaimanakah lagi, berjalanlah orang yang banyak, mengusung mayat si Umbuik, yakni ke bukit seberang berseberang, ke tempat orang lalu lintas. Dikuburkan mayat bertentangan, tertanam mejan yang dua, dipasangkan tirai langit-langit, hari pun beranjak petang, pulanglah orang semuanya. Tidak baik direndang kacang Elok diambil yang berbunga; Tiada guna diperpanjang Elok diambil yang berguna. Jika ada jarum yang patah Usah disimpan di dalam peti; Jika ada kata yang salah Usah disimpan di dalam hati. Jika ada sumur di ladang Bolehlah jua menumpang mandi; Jika ada umur panjang Kabar yang lain kita cari. 121