Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

disampaikan Abdul Moeis dalam bukunya, sebab ia tak dapat lagi mengasuh anak-anak muda secara langsung dalam dunia politik.

Karena buku itu sangat digemari masyarakat, maka terbitlah minat Abdul Moeis untuk terus mengarang buku. Ceritanya tidak hanya mengenai adat yang dijalin dalam kisah cinta, tetapi dicarinya pula tema yang lain. Ditulisnya kisah-kisah yang bersifat komedi, roman sejarah dan pengetahuan populer.

Ada tiga belas buah buku yang dikarangnya. Di antaranya ialah Pertemuan Jodoh, Daman Brandal Anak Gudang, Robert Anak Surapati, Sabai Nan Aluih dan Contoh Surat Menyurat. Selain itu banyak pula buku berbahasa asing yang diterjemahkannya. Antara lain ialah Sebatang Kara, Pangeran Kornel, Tom Sawyer, Suku Mohawk Tumpas, dan Cut Nyak Dien. Sebuah buku mengenai sejarah pergerakan nasional Indonesia diterjemahkannya pula. Buku itu adalah karangan D.M.G. Koch. Judul aslinya Om de Vrijheid diterjemahkan Abdul Moeis menjadi Menuju Kemerdekaan.

Karangan-karangan Abdul Moeis tidak hanya berpengaruh terhadap para sastrawan, tetapi juga terhadap masyarakat.

52