Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

surat dari Presiden Sukarno. Isinya, ia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Pengangkatan itu diterimanya dengan rasa haru. Rupanya ia masih dihargai orang. Pimpinan negara masih mengharapkan buah pikirannya.

Tetapi apa yang terjadi kemudian, sungguh-sungguh menyakitkan hatinya. Pelantikannya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung dibatalkan. Ia tidak mengerti apa sebabnya. Tetapi kemudian diketahuinya bahwa ada orang yang mengirimkan surat fitnahan kepada Presiden. Dalam surat itu dikatakan bahwa Abdul Moeis pemah bekerja sama dengan Pemerintah Belanda pada masa akhir pembuangannya. Perasaan Abdul Moeis sangat tersinggung. Tetapi ia bertawakal kepada Tuhan. Tuhanlah yang tahu bagaimana pendiriannya selama ini.

Dalam masa Perang Kemerdekaan pengaruh Abdul Moeis di daerah Jawa Barat masih besar. Karena itu ia selalu dicari oleh lawan-lawannya. Belanda mencari untuk menangkapnya. Kartosuwiryo mencari untuk mengajaknya masuk Darul Islam (DI). Darul Islam adalah gerombolan pemberontak yang tidak mau mengakui Republik Indonesia.

Kedua pihak itu tidak disukai oleh Abdul Moeis. Terhadap Belanda sudah dari dulu ia benci. Darul Islam tidak sesuai dengan cita-citanya. Untuk menghindarkan diri dari incaran mereka, Abdul Moeis mengungsi ke mana-mana. Kepada Kartosuwiryo dipesankannya bahwa ia akan tetap membela Republik Indonesia. Ia mengatakan pula bahwa cara yang

47