Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Penduduk Sumatra Barat sangat menderita akibat pajak yang terlalu tinggi. Penderitaan itu menggugah hati Abdul Moeis untuk membela kepentingan rakyat di sana. ia diusir dari Sumatra Barat. Ia tidak boleh berkunjung lagi ke daerah tersebut, daerah tempat ia dilahirkan.

Meskipun banyak cobaan yang dideritanya, namun ia tidak mau menghentikan kegiatannya. Ia sudah berjanji akan memperjuangkan kepentingan bangsanya. Janji itu akan ditepatinya.

Pekerjaannya bertambah lagi, sebab dalam tahun 1922 ia diangkat menjadi Ketua Pengurus Besar Buruh Pegadaian. Waktu itu kaum buruh Indonesia hidup menderita. Gaji mereka kecil. Karena itu mereka hidup selalu dalam kekurangan. Mereka dipaksa bekerja keras dan sering dihina, disamakan dengan binatang.

Dalam bulan Januari 1922, kaum buruh pegadaian Yogyakarta melancarkan pemogokan. Yang menjadi sebab pemogokan itu ialah, seorang pegawai Belanda menghina seorang pegawai Indonesia. Pangkat pegawai Belanda itu lebih rendah dari pangkat pegawai Indonesia. Pemogokan itu dipimpin oleh Abdul Moeis. Mula-mula hanya buruh di Yogyakarta saja yang mogok, tetapi kemudian menjalar ke tempat-tempat lain.

Akibat pemogokan itu, tiga ribu orang buruh dipecat. Abdul Moeis dan beberapa orang kawannya ditangkap dan kemudian diadili. Untuk menolong

39