Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dari bahasa Minangkabau. Artinya ialah, kalah dan takut, diambil dari bunyi ayam yang kalah dalam aduan.

Ruangan ”Keok” sangat digemari oleh pembaca. Ruangan itu diisi oleh Abdul Moeis dengan kata-kata yang penuh sindiran tetapi lucu. Sindiran itu ditujukannya terhadap lawan-lawannya, terutama orang Belanda. Karena ada ruangan ”Keok” itu, surat kabar Kaum Muda sangat laris. Penggemarnya bukan hanya orang-orang pergerakan, tetapi juga pegawai pemerintah. Contoh dari isi ruangan ”Keok” adalah seperti di bawah ini:

Dalam tahun 1915 ada seorang wanita yang akan diangkat menjadi lurah di daerah Serang. Masyarakat ribut karena tidak setuju, Mereka menganggap, seorang wanita. tidak pantas menjadi lurah. Maka menulislah Abdul Moeis dalam ruangan ”Keok”. Dengan halus dan penuh humor dikatakannya bahwa orang-orang yang tidak setuju itu lupa siapa yang memerintah negeri mereka. Bukankah yang memerintah negeri mereka itu seorang wanita? Yang dimaksudkan Abdul Moeis ialah Ratu Wilhelmina yang ketika itu menjadi ratu kerajaan Belanda.

Waktu pecah Perang Dunia I timbul rasa kuatir, bahwa Indonesia mungkin akan terlibat dalam perang. Bagaimanakah reaksi Abdul Moeis? Dalam ruangan ”Keok” ditulisnya bahwa orang Indonesia tidak perlu kuatir. Biarlah perang di Eropah itu berlangsung lama. Kalau perang itu berlangsung lama, akan

22