Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kepala Abdul Moeis pusing melihat darah banyak mengalir.

yang biasanya dipakai oleh seorang dokter! Ia tak akan dapat menolong bangsanya yang menderita penyakit.

Lama ia termenung. Lama ia bersedih hati. Alangkah malang nasibnya. Sia-sialah uang orang tuanya yang sudah banyak digunakan untuk menyekolahkannya. Marahkah mereka nanti, tanya Abdul Moeis dalam hatinya. Akan jadi apakah aku selanjutnya? Apakah aku akan pulang ke kampung dan bekerja sebagai tukang besi? Atau membantu perusahaan korek api ayah?

17