Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Jerman, ia juga menjadi wartawan bebas (freelance journalist) pada surat kabar Pewarta Deli (Medan), Bintang Timur, dan Panji Pustaka (Jakarta).

Kiprah Adinegoro di dunia jurnalistik tidak diragukan lagi. Ta pernah memimpin terbitan berkala Panji Pustaka selama 6 bulan, Pewarta Deli tahun 1932—1942, Sumatra Shimbun selama 2 tahun, dan pada tahun 1948 bersama almarhum Dr. Supomo memimpin majalah Mimbar Indonesia. Pada tahun 1951 memimpin Yayasan Persbiro Indonesia. Hingga akhir hayatnya, ia bekerja di kantor berita Antara.

Sebagai penghargaan terhadap perjuangan dan pengabdiannya pada dunia pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengabadikan nama Adinegoro pada hadiah jurnalistik tertinggi. Hadiah tersebut diberikan kepada orang-orang yang menjadi juara pada lomba karya tulis yang diadakan PWI Jaya setiap setahun sekali, dengan nama Hadiah Adinegoro.

Memang, sebagai seorang sastrawan dia dikenal bukan karena karya sastra yang dihasilkannya, tetapi dalam peta kesusastraan Indonesia nama Adinegoro lebih dikenal sebagai seorang jurnalis.

21