Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

negoro yang sebenarnya adalah Djamaluddin gelar Datuk Madjo Sutan. Nama Adinegoro digunakan sebagai samaran karena ketika sekolah di Stovia ia tidak diperbolehkan menulis. Untuk meloloskan keinginannya, ia harus menggunakan nama samaran Adinegoro sehingga tidak diketahui bahwa yang menulis itu sebenarnya adalah Djamaluddin. Walaupun akhirnya, nama samaran itu jauh lebih terkenal daripada nama aslinya. Adinegoro merupakan adik Muhammad Yamin sebapak, tetapi lain ibu.

Adinegoro mula-mula menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS) "Sekolah Rendah Eropah', tahun 1926. Tamat dari Stovia, ia meneruskan pendidikannya ke Jerman, Berlin. Di Jerman ia mempelajari jurnalistik selama 4 tahun (1926-1930). Selain itu, ia juga mempelajari kartografi, geografi, politik, dan geopolitik di Universitas Wurzburg dan Munchen, Selain dikenal sebagai seorang pengarang novel, Adinegoro Juga dikenal sebagai seorang wartawan terkemuka. Menjadi seorang wartawan telah diawalinya semenjak menjadi mahasiswa Stovia. Ta telah menjadi pembantu tetap majalah Cahaya Hindia. Sambil belajar di

20