Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pada tahun 1992—2002 ia kembali menjadi pengurus INS Kayutanam dan pada periode kepengurusan kedua ini, tepatnya tahun 1997, kampus INS terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Pertemuan Sastrawan Nusantara (PNS) X yang diikuti oleh sekitar 750 sastrawan dan intelektual dari seluruh Indonesia, serta perwakilan dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lain.

Navis menggeluti dunia sastra pada usia 26 tahun. Pada masa muda, Ia lebih dikenal sebagai pelukis dan pematung. Bersama beberapa temannya, ia mendirikan Sanggar Seniman Muda Indonesia (SEMI) yang fokus kegiatannya adalah seni lukis dan patung. Dalam seni musik, ia peniup "flute" di sebuah kelompok orkestra di Kota Bukittinggi. Selain itu, Navis menulis dan menyutradarai sandiwara radio di RRI Bukittinggi.

Dalam bidang ekonomi, ia menjadi pendiri dan sekretaris sebuah koperasi di Maninjau. Ia menggagas Gerakan Seribu (Gebu) Minang. Kemudian ia mendirikan beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di dalam dan di luar Sumatra Barat. Di bidang intelektual, ia menggagas dan memelopori forum cendekia-