Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/143

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bekerja di Balai Pustaka. Sutan Muhammad Zein yang menjadi pimpinan Balai Pustaka saat itu menugasinya sebagai pengoreksi naskah karangan yang masuk ke redaksi. Oleh karena Itu, ia memperolah pengalaman dan pengetahuan yang banyak dari karangan orang lain. Di sinilah (Balai Pustaka) titik awal kepengarangan Nur Sutan Iskandar tumbuh.

Pada tahun 1925--1942 Nur Sutan Iskandar diangkat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka. Kemudian, tahun 1942-1945 ia diangkat sebagai Kepala Pengarang Balai Pustaka. Di samping bekerja, Nur Sutan Iskandar juga aktif berjuang merebut kemerdekaan. Ini dibuktikan dengan keterlibatannya dalam berbagai organisasi pemuda. Ia pernah menjadi pengurus Jong Sumatranen Bond Jakarta (1919), pengurus Budi Utomo (1929), berdahara Partai Indonesia Raya (1935—42), pengurus Partai Nasional Indonesia (sesudah kemerdekaan), dosen Fakultas Sastra VI (1955—60), dan anggota Konstituante (1955-60).

Nur Sutan Iskandar tergolong pengarang produktif semasa hidupnya. Ini terbukti dengan keberhasilannya menulis putuhan buku, baik karya asli, saduran, maupun terjemahan.