Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/104

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

GTA, ia bergerak di bidang usaha penerbitan dan menjabat direktur di penerbit Tinta Mas, Jakarta sampai tahun 1956.

Sebagai penulis ia juga berkesempatan membacakan karyanya di RRT. Karena ketajaman kritiknya menanggapi masalah sosial pada waktu itu, ia pernah pula dilarang berbicara di radio membacakan karya yang menyindir pejabat masa itu. Salah satu karya yang menyindir pejabat itu berjudul Susu yang berisi sentilan terhadap Mr. Moh. Roem (Perdana Menteri Indonesia tahun 1953).

Meskipun menolak digolongkan sebagai penulis angkatan 45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya justru membicarakan persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada waktu itu menjadikannya sebagai seorang penulis yang pantas mendapat tempat terhormat dalam dunia sastra Indonesia. H.B Jassin mengukuhkan penghargaan tersebut dengan menobatkan Idrus sebagai pelopor angkatan 45 di bidang penulisan prosa.

Karya sastra yang diciptakan Idrus berupa novel, cerpen, dan drama. Di samping itu, ia juga menerjemahkan karya sastra asing dan menulis esai.