- Gaya Seni Patung Primitif Batak Menurut Daerahnya.
Di penghujung abad XX ini kesenian tradisional Batak khususnya seni patung tidak begitu banyak dibicarakan. Hal itu disebabkan patung-patung hasil karya peninggalan nenek moyang banyak yang sudah punah di samping senimannya sendiri tidak kreatif lagi. Boleh jadi disebabkan di daerah Batak pada umumnya sudah banyak yang memeluk agama Islam dan Kristen, sedang agama permalim awal dari anutan suku Batak sudah jarang menganutnya, akibatnya didesak oleh agama baru itu.
Kemungkinan-kemungkinan lain boleh jadi penilaian terhadapkesenian rakyat tradisional dianggap sudah tidak sesuai lagi dalam lingkungan masyarakat Batak yang hidup di alam modern sekarang ini.
Di lain hal khusus seni patung dianggap suatu hambatan pula bagi perkembangan agama Islam dan Kristen, sebab patung-patung yang masih ada dapat menyebabkan timbulnya kembali pemujaan terhadap nenek moyang.
Oleh karenanya patung-patung peninggalan nenek moyang awal lari pemujaan terhadap yang lebih tinggi banyak yang dimusnahkan.
Kendatipun demikian bagi suku Batak yang masih fanatik terhadap leluhurnya, seni patung berkembang terus, justeru menampilkan kembali leluhur nenek moyang, baik berupa patung atau tugu yang tetap dianggap sebagai suatu pekerjaan yang sangat mulia.
Penampilan patung-patung masa kini sebagai lambang perwujudan kembali rupa nenek moyang, bentuk dan gayanya lebih mengrah kepada gaya naturalis. Sedang patung yang bergaya primitif kehadirannya hanya pada waktu dibutuhkan, misalnya dalam mengisi upacara-upacara adat tampa fungsi yang asli, seperti misalnya penampilan sigale -gale pada upacara penyambutan hari-hari besar Nasional dan lain-lain.
Kebudayaan daerah dengan segala jenis corak dan gaya itu tampak mempunyai ciri-ciri khas yang membedakan satu daerah suku dengan yang lain. Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah dimana suku-suku Batak itu berada, kiranya sejak dahulu berkembang sebagaimana yang kita lihat dan hayati sekarang ini yakni patung-patung dari sisa-sisa peninggalan karya seni rupa nenek moyang.
Kehadiran patung primitif tersebut itu memberikan inspirasi
78