Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

3. Mengandung nilai estetis (keindahan).

Penghayatan para seniman masa lalu akan bentuk, serta kepeka­an pada nilai-nilai garis dengan landasan sikap dan ekspresi wa­jah dapat melahirkan karya-karya bermutu, sebagaimana yang selalu terpahat pada setiap patung dan motif-motif hiasan. Memang kadang-kadang kita berpikir, apakah benar para seni­man masa lalu telah memiliki kesadaran keindahan yang begitu tinggi. Tidakkan kelahiran karya-karya itu semata-mata di do­rong oleh aspek simbolisme saja, dimana keindahan lahir hanya dari instink keindahan.

Sulit disimpulkan, mengingat hampir keseluruhan karya yang tertinggal memiliki mutu seni yang tinggi di samping kandung­an nilai simbolis magisnya.

Deformasi dan itilasi bentuk yang pada umumnya terdapat pada seni primitif serta simbol-simbol yang terkandung di da­lamnya, kenyataannya sekarang banyak memberi sumber ins­pirasi kepada para seniman modern yang perkembangannya begitu pesat di abad XX sekarang ini.

Kemungkinan-kemungkinan ini boleh jadi disebabkan seni primitif itu mengandung nilai-nilai estetis universal.

75