Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1. Menunjukkan rasa mampu atau penonjolan,prestasi.

Dalam hubungan ini, perhatikanlah kembali berbagai gambar yang dilampirkan pada halaman terdahulu. Pada setiap patung sekali­pun bentuk dan coraknya sangat primitip, tetapi padanya masih ter­dapat elemen-elemen yang cukup artistik dan dapat memberikan ide terhadap bentuk-bentuk seni yang esensial.

Dari kemampuan senimannya dilihat dari banyaknya patung­-patung yang terdapat di daerah Batak, jelas menunjukkan bahwa kemampuan membentuk, mengukir/memahat patut dibanggakan untuk mewakili daerah sebagai hasil kebudayaan yang mampu, memberi arti terhadap perkembangan sejarah kebudayaan bagi suku Batak pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Dilihat dari segi gaya yang diungkapkan oleh pemahatnya seper­ti tongkat Tunggal Panaluan, jelas untuk mewujudkannya dibutuh­kan keahlian di dalam mengatur perbandingan bobot bahan sehingga keseimbangan dan kemantapan antara bahan dan bentuk (proporsi), terdapat keselarasan perwujudan yang ekspresif, sederhana dalam gaya, primitif-magis guna mencapai suasana yang keramat.

Diukur dari segi waktu dan kecermatan bekerja, patung dengan aneka gaya dan bentuk yang terdapat di daerah Batak tentunya akan memakan waktu yang relatif lama dan meminta ketekunan dan ke­telatenan bekerja, terlebih lagi dengan hasil seni patung megalita seperti patung kuburan yang terdapat di daerah Tomok dan patung­-patung batu lainnya di daerah Bawomataluo, desa Orakili di Keca­matan Gomo dan lain-lain.

Hasil-hasil seni patung itu tidak lain merupakan bagian kemenangan, kebanggaan serta rasa unggul dari prestasi (hasil kerja) yang tekun, atau semacam perasaan dan semangat tidak mau kalah dengan kelompok lain. Atau untuk masa yang jauh, mereka ingin menonjolkan dan mendapat kesan serta penilaian dari generasi masa kini. Lihatlah nenek moyang kita ternyata cukup berkemampuan dalam berkarya, khususnya di bidang seni patung. Karena sejarah lampau, menggambarkan keseluruhan perbuatan manusia pada waktu yang lampau, kami mencoba menggambarkan kembali tentang sikap dan peranan nenek moyang terhadap seni patung, yang pengungkapannya lewat media batu dan kayu sedemikian rupa diujudkan kembali "kehidupan" nenek moyangnya untuk dipuja dan dihormati. Beberapa karya mereka dalam berbagai gayanya, yang merupakan bukti kesenimanan mereka, dapat disajikan beberapa dibawahini.

60