milikinya sekalipun motif/bentuk serta kisah kehadirannya berbeda-beda namun fungsi dan hakikatnya sama yakni memberi arti terhadap kehidupan dan kematian dalam arti nasib buruk dan nasib baik.
Menurut beberapa orang pengetua adat yang kami hubungi kehadiran tongkat Panaluan di daerah Karo pada mulanya berasal dari manusia juga adanya. Di daerah Karo kita dapati dua buah tongkat masing-masing mempunyai mukjizat yakni tongkat Panaluan disebut oleh suku Karo tongkat diberu (perempuan) sedang tongkat malaikat disebut pula tongkat dilaki (jantan). Kedua tongkat itu masing-masing mempunyai keunikan bentuk, tergambar mulai dari pangkal sampai keujung secara berjenjang, terdapat berbagai macam perwujudan bentuk manusia dan binatang. Dari kedua tongkat itu kita dapat melihat adanya nilai-nilai fungsional, sangat menentukan sebagai penakluk dari gangguan-gangguan jahat di samping pemberi harapan baik.
Kehadiran Tongkat Panaluan dari daerah Batak Karo tidak sama dengan kehadiran Tongkat Panaluan seperti yang terdapat di daerah Batak Toba, baik bentuk ataupun motif ukiran yang terdapat pada tongkat itu.
Motif ukiran pada Tongkat Batak Toba terdiri dari lima orang laki-laki, dua orang perempuan, seekor anjing dan seekor ular. Sedang motif pada Tongkat Panaluan Batak Karo terdiri dari sebelas orang manusia tujuh ekor anjing, seekor lipan, seekor kepiting, seekor bunglon, seekor kalajengkin, seekor kodok dan seekor kuda.
53