datanglah pendatang-pendatang baru dari daratan Asia Tenggara peradabannya lebih maju dari tingkat peradaban penduduk setempat. Penduduk baru ini telah mengenal cara bercocok tanam, berternak, dan menangkap ikan dengan mempergunakan alat-alat yang lebih sempurna. Penduduk baru ini juga telah dapat menentukan bila datangnya musim hujan dan musim kemarau untuk menentukan waktu yang tepat turun ke ladang atau menangkap ikan.
Pertambahan penduduk baru ini makin lama makin bertambah banyak tentu saja kebutuhan hidup mereka makin bertambah pula, sedang tanah perladangannya tidak sesubur seperti semula. Akhirnya mereka terpaksa mencari daerah baru yang lebih subur untuk bercocok tanam. Melalui alur sungai mereka berlayar, akhirnya tiba di kaki bukit barisan, daerah yang cukup subur sebagai daerah gunung api. Tepatnya tempat itu berada di sekitar Danau Toba. Di tempat itu akhirnya mereka mendirikan gubuk tempat berlindung menghindarkan diri dari kekejaman alam yang selalu mengancam mereka.
Lebih kurang tahun 1000 Sebelum Masehi menyusul pula pendatang-pendatang baru yang juga berasal dari daratan Asia Tenggara.
Mereka tergolong kepada Deutro Melayu (Melayu Muda). Pendatang-pendatang baru ini telah mengenal bagaimana cara-cara bercocok tanam yang lebih sempurna, demikian juga cara-cara berternak seperti berternak babi, kerbau, dan ayam. Di lain hal mereka juga sudah dapat membuat peralatan rumah tangga seperti membuat periuk dari tanah liat dan lain sebagainya.
Kulit kayu dan kulit binatang telah dapat pula diolah untuk pakaian sebagai alat pelindung badan dari serangan cuaca dan udara yang buruk.
2. Bangunan Tempat Tinggal.
Bangunan sebagai tempat tinggal pada mulanya masih sangat sederhana, yang penting bagi mereka asal dapat terhindar dari gangguan alam dan binatang buas.
Tingkat kebudayaan mereka kian lama kian bertambah maju. Tentu saja kebutuhan rumah tangga, kebutuhan hidup dan lain sebagainya semakin meningkat pula, yang mengharus--
29