Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/195

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
  1. Dari sejumlah hasil pemotretan patung-patung yang diperoleh terdapat empat daerah yang masih lengkap, diantaranya, Batak Toba, Simalungun, Karo dan Nias, sedang daerah-daerah lain seperti Pakpak Dairi dan Batak Agnkola sudah banyak yang pu­nah ditelan oleh zaman.
  2. Usaha masyarakat sampai saat ini untuk mempertahankan ben­tuk patung-patung tradisional, hampir sudah tidak ada lagi. Hal ini nyata terlihat dari hasil-hasil baik yang bersifat duplikat oleh pemahat-pemahatnya (menyerupai bentuk aslinya) sudah jarang kita ketemukan.
  3. Seni patung dan seni ukir yang terdapat di daerah Nias tidak banyak diperoleh, baik yang terdapat pada rumah adat tradisio­nal maupun di alam terbuka, bal ini disebabkan hasil-hasil seni ukir dan seni patung yang diciptakan oleh senimannya me­nurut perundang-undangan raja adat tidak boleh ditiru oleh orang lain.
  4. Patung kayu sebagai hasil peninggalan pahatan nenek moyang sudah banyak yang mendekati kehancuran disebabkan kurang­nya pemeliharaan. Gejala-gejala kepunahan ini dapat terlihat pada peninggalan-peninggalan yang masih ada yang pada saat ini dijadikan bahan souvenir.
    Patung-patung batu (patung-patung peninggalan megalit yang terdapat di daerah Batak Toba dan Nias umumnya dibiarkan begitu saja tanpa pemeliharaan.
  5. Ahli pahat khususnya (pematung) tidak berkembang karena minat untuk memproduksi patung-patung yang sifatnya tradi­sional tidak begitu menarik. Hal ini disebabkan penghasilan yang diperolehnya tidak seimbang dengan kebutuhannya.
  6. Dari sejumlah patung-patung yang terdokumenter dapat mem­buktikan bahwa di daerah Sumatera Utara masih terlibat po­tensi yang kuat dibidang kebudayaan sebagai unsur kepribadi­an nasional. Hal ini dapat dirasakan pada pengertian simbolis, dan pengertian magis yang terkandung di dalamnya serta nilai­-nilai estetis dari hasil peninggalan patung tradisional yang masih ada.
  7. Melalui data yang diperoleh sebagian besar masih dalam penaksiran, oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan persen­tase dan lokasi kebudayaan secara umum.

186