Halaman ini tervalidasi
- Dari sejumlah hasil pemotretan patung-patung yang diperoleh terdapat empat daerah yang masih lengkap, diantaranya, Batak Toba, Simalungun, Karo dan Nias, sedang daerah-daerah lain seperti Pakpak Dairi dan Batak Agnkola sudah banyak yang punah ditelan oleh zaman.
- Usaha masyarakat sampai saat ini untuk mempertahankan bentuk patung-patung tradisional, hampir sudah tidak ada lagi. Hal ini nyata terlihat dari hasil-hasil baik yang bersifat duplikat oleh pemahat-pemahatnya (menyerupai bentuk aslinya) sudah jarang kita ketemukan.
- Seni patung dan seni ukir yang terdapat di daerah Nias tidak banyak diperoleh, baik yang terdapat pada rumah adat tradisional maupun di alam terbuka, bal ini disebabkan hasil-hasil seni ukir dan seni patung yang diciptakan oleh senimannya menurut perundang-undangan raja adat tidak boleh ditiru oleh orang lain.
- Patung kayu sebagai hasil peninggalan pahatan nenek moyang sudah banyak yang mendekati kehancuran disebabkan kurangnya pemeliharaan. Gejala-gejala kepunahan ini dapat terlihat pada peninggalan-peninggalan yang masih ada yang pada saat ini dijadikan bahan souvenir.
Patung-patung batu (patung-patung peninggalan megalit yang terdapat di daerah Batak Toba dan Nias umumnya dibiarkan begitu saja tanpa pemeliharaan. - Ahli pahat khususnya (pematung) tidak berkembang karena minat untuk memproduksi patung-patung yang sifatnya tradisional tidak begitu menarik. Hal ini disebabkan penghasilan yang diperolehnya tidak seimbang dengan kebutuhannya.
- Dari sejumlah patung-patung yang terdokumenter dapat membuktikan bahwa di daerah Sumatera Utara masih terlibat potensi yang kuat dibidang kebudayaan sebagai unsur kepribadian nasional. Hal ini dapat dirasakan pada pengertian simbolis, dan pengertian magis yang terkandung di dalamnya serta nilai-nilai estetis dari hasil peninggalan patung tradisional yang masih ada.
- Melalui data yang diperoleh sebagian besar masih dalam penaksiran, oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan persentase dan lokasi kebudayaan secara umum.
186