Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/169

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Gambar 121


 Patung ataupun relief sebagai dekorasi interior rumah adat tra­sional Nias, hanya terdapat pada rumah yang dihuni oleh raja atau pengetua adat.
 Dari hasil penelitian diperoleh beberapa keterangan yang cu­kup jelas untuk dijadikan data misalnya tiang penyanggah balok (tiang tarunahe).
 Tiang tarunahe, sejenis tiang yang berukir dalam bentuk tiga dimensi. Istilah lain dalam bahasa Nias disebut kholo-kholo artinya tanda kebesaran raja. Tiang ini diletakkan pada tiang utama ruang bahagian muka.
 Kayu (ranting) yang mencuat keluar dipahat sedemikian rupa menggambarkan tangan manusia yang sedang memberi hormat ja­habu, dalam bahasa Batak disebut horas, sedang dalam bahasa Indonesia diartikan selamat sejahteralah kamu sekalian.
 Salam hormat itu sudah menjadi tradisi bagi suku Nias pada umumnya.
 Uraian ini memperjelas kembali betapa besar fungsi tiang itu, selain sebagai perlambang, terasa membawa perasaan hormat.
 Dari informan yang dihubungi fungsi tangan yang dipahatkan pada tiang dulunya dibuat sebagai sangkutan tengkorak manusia yang ditaklukkan. Maksudnya agar rumah (tiang) tetap kukuh.
 Bentuk tiang seperti pada gambar hanya dimiliki oleh raja (pengetua adat).

160