Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/168

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kehadiran ke­senian (seni patung) ditilik dari bukti-bukti peninggalan kesenian megalit kemudian dihubungkan dengan ciri dap perilaku masyara­katnya adalah sebagai berikut:

  1. Seni primitf Nias sudah ada sejak masa prasejarah,
  2. Kepercayaan masyarakat primitif Nias pada umumnya mempercayai adanya roh-roh halus (kepercayaan animisme ),
  3. Percaya adanya kekuatan gaib (dinamisme),
  4. Jalan pikirannya masih belum mempunyai logika (irrasional),
  5. Seni-seni yang dihasilkan umumnya bersifat simbolistis,
  6. Secara visuel seni yang dihasilkan masih sanngat sederhana, dan
  7. Ditilik dari fungsi dan kegunaannya patung-patung Nias dipuja dan dihormati.

D. Kedudukan Seni Patung Nias.

Dari informasi yang kami peroleh lewat responden dan penge­tua adat, patung yang mewarnai exterior rumah adat tradisional Nias, mempunyai peranan sosial yang tinggi. Dengan demikian patung (ar­ea peninggalan nenek moyang) yang terdapat di daerah Nias mengan­dung arti dan fungsi tersendiri (khusus). Oleh karenanya suku Nias sampai sekarang tetap mempertahankan ekstensi terhadap corak/ga­ya seni patungnya dari pengaruh lain, justru patung-patung Nias se­perti yang kita lihat pada illustrasi yang diterakan pada buku ini mempunyai ciri-ciri yang tersendiri. Kemungkinan ini boleh jadi pengaruh alat yang dipakai.

Patung Nias dibentuk lebih banyak berukuran mini. Oleh karenanya banyak ditemukan dalam interior rumah-rumah adat tradisio­nal, berarti patung-patung Nias tidak berdiri bebas di alam terbuka seperti hal patung Batak.

Selain patung-patung plastis, kita dapat melihat ukiran manusia pada tiang-tiang dan dinding rumah, baik dalam bentuk plastis (relief) atau patung utuh.

Patung-patung yang berfungsi sebagai penyangga tiang atau yang merupakan dekor pada rumah-rumah adat yang terdapat di daerah Nias, menunjukkan ciri-ciri yang tersendiri pula dari bebera­pa rumah adat tradisional yang ada di Sumatra Utara.

159