Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/165

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Gambar 117

Patung osa-osa di desa Lahu­sa. Detail patung diungkapkan dalam bentuk tiga deminsional, mulutnya dipahat lebar dengan lidah dijulurkan kedepan, sedang hi­dungnya divisualisasikan bentuk hidung manusia biasa. Bagian kepala dan ekor dipisah oleh lingkaran yang difungsikan sebagai tempat duduk, buak ekspresi yang diolah melalui medis batu kedalam gaya primitif magis, religius , men­cerminkan bahwa peranan nenek moyang suku Nias zaman dahulu dapat memberikan ins­pirasi bagi seni modem masa kini. (Keterangan gb. 117)


Gambar 118

Osa-osa (di desa Orahili) dengan tiga lasara yang dipasang pada dasar empat persegi panjang. Kelihatan lebih unik, selain bentuk yang dipahat yang di pahat menyatu melalui media batu, dengan perhitungan yang sukup untuk tempat duduk, dari hasil kegunaan dan fungsi, gerakan-gerakan bentuk yang ritmis, tidak pelak jika kita mengaguminya tiga buah lasara yang terdapat pada osa-osa sepertiyang kita lihat pada ilustrasi gambar menandakan pula tingkat golongan suku Nias yakni si Ulu Balo Silla, dan Banua Sato. (Keterangan gb. 118)

156