Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/163

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

nek moyang suku Nias dalam mencipta sesuatu yang dapat diwaris­kan dari generasi-generasi. Di sampingnya terdapat batu tegak yang lebih rendah khusus untuk tempat pemenggalan kepala manusia.
 Dari informan yang layak dipercaya (pengetua adat) yang di­ hubungi menjelaskan menhir (batu tegak) seperti yang terlihat pa­da ilustrasi gambar, dahulu setiap tahunnya dilaburi darah manu­sia. Untuk ini dibuat upacara yang meriah dengan mengorbankan beratus ekor babi.
 Peninggalan-peninggalan lain seperti meja batu (dolmen) dipa­hat menyerupai lingkaran dengan ketebalan 10 sampai dengan 15 cm dengan garis menengahnya 1 Y2 lebih kurang ditempatkan men­datar di atas batu-batu lain sebagai penyangga.

Gambar 114














Dolmen di desa Orahili dipakai untuk tempat sesajen, tempat pemu­jaan terhadap roh nenek moyang di samping berfung$i sebagai tem­pat duduk dan menari pada waktu diadakan upacara adat. Diberi ukiran stilhasi jenis zoomorfis kedalam corak dekoratif, ekspresif. Suku Nias menyebutnya osa-osa. Bentuk kepala raksasa (laksara) melambangkan dewa pembina (nenek moyang) yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Motif lasara juga dipasang menonjol pada din­ding pengapit rumah menandakan lambang kebesaran bagi sipemi­liknya.

154