Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

capai sesuatu maksud. Jika, kita padukan kedua makna itu dapatlah diartikan budi ialah semangat dan daya ialah kekuatan yang meliputi rohaniah dan jasmaniah. Dengan demikian tersimpullah bahwa kebudayaan pada hakikatnya adalah segala usaha dan daya cipta ma­nusia yang menyangkut aspek kehidupan bangsa yang meliputi ber­bagai aspeknya. Kedua asas itu akhirnya oleh nenek moyang kita pada zaman dahulu dipakai untuk mencapai kebahagiaan bersama dalam hidup sepergaulan, senegeri dan lebih luas lagi senusantara, dan akhirnya kedua asas itu diberi bingkai yang kukuh dengan slo­gan Bhineka Tunggal Ika.

Tiap ciptaan seni apakah dia tergolong pada seni rupa, seni sua­ra, seni gerak, dan seni sastra adalah hasil budaya manusia pada ma­sanya. Untuk memahaminya haruslah kita mengetahui dan mempe­lajari kebudayaan itu sendiri secara lengkap dan utuh.

Seni juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan, oleh karenanya seni menurut pertumbuhannya mempunyai sejarah ter­sendiri. Untuk memperkenalkan kemudian mengutarakan pertum­buhan dan perkembangan kesenian itu diperlukan penelitian. Dalam meneliti suatu hasil kesenian mau tidak mau kita harus juga mempe­lajari sejarah kesenian itu. Sejarah kesenian bukan semata pengeta­huan yang harus mengadakan determinasi dan klassifikasi melain­kan untuk menghantarkan kita ke dalam pengertian untuk dapat menghargai seni secara menyeluruh.

Karena kesenian itu mempunyai cabang yang cukup luas seper­ti yang telah dikemukakan terdahulu tentu cabang-cabang dari se­jarah kesenian itu cukup luas pula untuk dibicarakan.

Dalam tulisan ini penulis hanya membatasi diri pada pembica­raan seni rupa bahkan lebih khusus lagi yakni seni patung Batak dan Nias dalam berbagai aspeknya, dan latar belakang sejarahnya serta peranan sosialnya dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.

Kemudian, karena seni topeng pada kehidupan masa lampau pada hakikatnya tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyara­katnya. Serta betapa pula luas variasi jenis topeng di daerah Suma­tera Utara. Oleh karena pada buku ini pun penulis mencoba memba­has secara singkat karya seni topeng dalam berbagai aspeknya.

Akhirnya apa yang penulis harapkan dari semua pihak demi pelestarian dan pembinaan seni patung Batak dan Nias, penulis ke­mukakan pada bab terakhir.

4