Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/113

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Penegasan dari yang telah dibicarakan di atas kita lihat pada kutipan di bawah ini:

" ...bahwa kebudayaan Chelon atau perunggu dibawa orang dari dataran Asia ke kepulauan Indonesia pada lebih kurang 500 Sebelum Masehi. Teori ini dapat dibuktikan penemuan-penemu­an di daerah Teluk Tonkin di Dongson menunjukkan persama­annya dengan masa itu di Indonesia. Bahkan kemudian zaman Chelcolith di sini sering disebut pula Zaman Dongson.

Tentang keseniannya, di zaman ini seni hias tampak maju sekali. Benda yang dibuat masa itu umumnya selalu dikenakan perhias­an perhiasan, bahkan artur pada nekara atau moko perhiasan mana hampir memenuhi bidangnya.

Mesti saja beberapa motif perhiasan yang khas zaman Dongson tampil ke depan turut memperkaya seni hias Indonesia."10)
Pengaruh kebudayaan yang datang dari luar di samping kebudayaan Dongson yang datang ke Indonesia jelasnya turut membantu memperkaya seni rupa Indonesia. Demikian halnya dengan seni to­peng yang ada di Indonesia.
Barongsai yang sering diperagakan pada setiap acara tahun baru Cina, juga membawa pengaruh kepada perkembangan seni topeng di wilayah tanah air.
Penegasan selanjutnya terdapat pada kutipan di bawah ini:
"Mengenai hiasan kodok/topeng yang temyata motif ini terda­pat hampir pada semua bangsa dimasa prasejarah, maka topeng ini kadang digambarkan hanya sepasang mata.
Hal ini mungkin karena menganggap bahwa mata mempunyai daya sakti/magis yang paling banyak".11)

––––––––––––––––––––––––

10). Drs. J. Manurung, Diktat Apresiasi Seni hal. 17 IKIP, Medan.

11). Ibid, hal. 18.

104