Halaman:Sejarah Kota Banjarmasin.pdf/89

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

79

itu ditutupi dengan selembar kain kaci putih yang kemudian di atas kain putih itu ditaruh selembar daun pisang panurun (jenis pohon pisang yang besar). Tepat di atas daun pisang tadi didirikan di situ dua potong pelepah daun nyiur yang sudah dibersihkan dari daunnya, tetapi masih ada bilah-bilah lidinya sepanjang sejengkal. Tinggi pelepah daun nyiur itu sama tingginya dengan tinggi badan orang yang melaksanakan adat batumbang tersebut. Dinamakan adat batumbang karena tinggi lepepah daun nyiur itu adalah setumbang (setinggi) badan orang yang melakukan adat batumbang tadi. Ujung kedua pelepah daun nyiur itu disandarkan pada dinding rumah dalam ruangan kamar itu agar dapat teguh berdirinya.

Potongan-potongan bilah lidi dari kedua potong pelepah daun nyiur itu, ditusukkan di tempat itu masing-masing untuk sepotong apam putih, dan apam habang barisan kiri dan kanan. Kue-kue cucur habang dan cucur putih pada barisan kiri kanan sepotong pelepah daun nyiur yang lainnya. Kemudian di puncak kedua pelepah daun nyiur itu digantungkan beberapa biji ketupat dan akhirnya di puncak sekali dipasang lilin yang menyala. Kadang-kadang juga diberi hiasan dengan beberapa jalur bunga yang dirangkai dari daun pudak. Acara adat batumbang dimulai dengan berdirinya orang yang berhajat batumbang itu di depan sajian tersebut sambil memegang kedua tumbangan (pelepah daun nyiur yang penuh dengan kue-kue) tersebut.

Ketika itu diserukan dengan nyaring ucapan selawat atas Nabi Muhammad s.a.w. sambil menaburkan beras kuning yang bercampur dengan mata uang sebagai hadiah untuk anak-anak yang berhadir di situ. Semua kue-kue yang ditusuk di pelepah daun nyiur tadi kemudian diambil kembali dan disajikan dalam piring. Para undangan yang hadir akan membacakan Surat Yasin dan doa selamat yang kemudian diakhiri dengan makan bersama untuk mengecap kue-kue adat batumbang tersebut. Adat batumbang ini hingga sekarang masih sering dilaksanakan di desa-desa pada hari-hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Untuk adat