Lompat ke isi

Halaman:Sejarah Kota Banjarmasin.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

8

nya dimanfaatkan untuk sarana perhubungan antar kota, desa dan daerah. Di antaranya adalah Sungai Barito yang terbesar, Sungai Martapura dan sungai-sungai kecil lainnya.

Dekat muara Sungai Barito terdapat pulau-pulau yaitu Pulau Bakut, Pulau Kembang, Pulau Tempurung, Pulau Tamban, Pulau Alalak dan Pulau Kaget. Di antara pulau-pulau itu Pulau Kambang yang terkenal dipandang keramat oleh sebagian orang Tionghoa di Kalimantan Selatan. Pulau ini seluruhnya didiami oleh kera-kera yang juga dipandang keramat, diberi sesaji, kemenyan, makanan dan buah-buahan. Kotamadya Banjarmasin sendiri terletak pada sebuah pulau atau delta yang disebut Pulau Tatas, letaknya tidak jauh dari Muara Barito.

Kotamadya Banjarmasin sekarang ini disebelah Utara berbatasan dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Barito Kuala, di sebelah Selatan dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Tanah Laut, di sebelah Timur dengan Daerah Tingkat II Kabupaten Banjar, dan di sebelah Barat dengan Sungai Barito wilayah Kabupaten Barito Kuala.

Kotamadya Banjarmasin mempunyai luas lebih-kurang 72.0776 km² atau 7.207,76 ha, dengan rincian sebagai berikut: tanah bangunan = 1.861,85 ha (25,8%), tanah perkebunan = 1.980,20 ha (27,5%), tanah persawahan = 2,746,81 ha (38,1%), jalan/sungai = 426,26 ha (5,9%), dan rawa/tanah kosong = 192,54 ha (2,7%). Pusat kota terletak di suatu dataran delta di muara cabang Sungai Barito dan keadaan tanahnya hampir seluruhnya merupakan rawa-rawa dan kadang-kadang digenangi air.

Hoone, seorang ahli geologi yang melakukan penelitian tentang Kota Banjarmasin, berkesimpulan bahwa pada kedalaman 4,5 sampai dengan 11 meter, jenis batuannya empuk, hitam, lumpur, dan tanah liat dengan batang pohon rapuh. Pada kedalaman 26 meter sampai dengan 33 meter, ditemukan tanah merah. Tanah liat warna kelabu sampai kedalaman itu