Halaman:SEJARAH KOTA PADANG.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

26

pasar yang baru dibangun terbakar lagi. Tempat bekas pasar Gho Lam dibeli oleh Goan Hoat dari keluarga Lie Saay. Di tempat ini dibangun pula pasar yang oleh masyarakat Padang dikenal dengan nama "Pasar Goan Hoat atau Pasar Miskin". Pasar ini berdampingan dengan Pasar Kampung Jawa, bersatu menjadi Pasar Jawa yang menjadi inti pasar yang "sekarang yang bernama Pasar Raya Padang. Kemudian seorang Cina yang bemama Oei Soei Kiat mendirikan pula pasar baru yang dikenal oleh masyarakat Padang dengan nama Balai Baro untuk menyaingi Pasar Lie Saay. Pasar ini terletak di sebelah Utara Pasar Jawa. Namun usaha Oei Soei Kiat untuk menyaingi Pasar Kampung Jawa belum berhasil. Sementara itu Pasar Jawa berkembang dengan pesat, sehingga berperan besar pada kehid upan ekonomi. Akhirnya penempatan Kotapraja mengambil alih pasar itu dari tangan Lie Saay dengan ganti kerugian.

Dalam rangka meningkatkan hubungan kota Padang dengan daerah-daerah pedalaman Sumatera Barat berdasarkan Undang Undang tahun 1887, Lembaran Negara No. 136 dibuatlah jaringan kereta api. Selain itu untuk memperlancar hubungan Padang dengan dunia luar dimulai pulalah pembangunan pelabuhan kapal di Teluk Bayur, menggantikan pelabuhan di pulau Pisang Gadang. Pada tahun 1891 dibukalah trayek umum yang menghubungkan Padang - Teluk Bayur dan Padang - Padang Panjang., Pada tahun itu juga selesai pula dibuka hubungan Padang Panjang dengan Bukittinggi. Pada tahun 1892 pelabuhan Teluk Bayur dibuka secara resmi. Pada waktu pelabuhan Teluk Bayur diresmikan, dibuka pula trayek kereta api yang menghubungkan Padang dengan Sawahlunto, daerah tambang batu bara. Pada tahun 1910 dibuka jaringan kereta api yang menghubungkan Lubuk Alung dengan Pariaman. Dengan demikian dapat dikatakan pada dekade pertama abad ke 20 kota Padang mempunyai jaringan kereta api yang menghubungkannya dengan daerah-daerah penting di pedalaman Sumatera Barat.