Lompat ke isi

Halaman:Pola Penguasaan Pemilikan dan Penggunaan Tanah Secara Tradisional Daerah NTB (1986).pdf/31

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

korban tidak jatuh lebih banyak, masyarakat mengadakan upacara tulak bala. Upacara ini adalah ikhtiar yang dijalankan oleh masyarakat dan mengakui bahwa kekuatan-kekuatan gaib itu akan tunduk pada kekuasaan yang lebih besar.

4. PERTUMBUHAN SISTEM PEMERINTAHAN

4.1. Pertumbuhan sebelum penjajahan.

Pada masa lampu kerajaan yang berkembang di bumi sasak adalah Kerajaan Selaparang, Bayan, Parwa, dan Pejangging.

Dalam struktur kerajaan, kekuasaan tertinggi ada di tangan raja. Raja dibantu oleh patih, mangku bumi, dipati, rangga, kanuruhan, tumenggung, jaka dan demung. Tingkatan di bawah raja adalah patih. Masing-masing pembantu memimpin satu urusan.

Dipati memimpin masalah pertahanan dan keamanan yang dibantu oleh jaka. Temenggung memimpin perbaikan dan rehabilitasi gedung-gedung. Kanuruhan memimpin masalah tenaga kerja dan keuangan kerajaan. Rangga mengurus masalah perbekalan dan persenjataan. Wilayah kerajaan dibagi dalam kedemungan yang dipimpin oleh demung. Kedemungan terdiri dari kenyakaan (desa) yang dipimpin oleh nyaka (kepala desa). Lokasi penelitian yakti sakra dan Surabaya masuk wilayah Kerajaan Parwa. Pusat pemerintahan terletak ± 1 km sebelah Selatan desa Sakra.

Desa Padamara masuk wilayah kerajaan Selaparang. Pusat pemerintahanya terletak di sebelah Utara kota Selon ibu kota Kabupaten Lombok Timur.

Sekitar abad ke XVII, di bumi sasak berkuasa Raja Karang Asem Bali. Runtuhnya kekuasaan raja-raja sasak disebabkan pergolakan dalam negeri dan dilanjutkan dengan adanya kerja sama salah satu pihak dengan Kerajaan Karang Asem, serta peperangan yang cukup berkepanjangan.

Pengaruh pemerintahan Raja-raja Bali nampak dalam struktu pemerintahan yang berlaku. Struktur pemerintahan kerajaan yang menempati kedudukan yang paling tinggi adalah Raja-raja dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Punggawa (Menteri). Wilayah kerajaan dibagi dalam desa-desa. Tiap desa dipimpin seorang perkanggo yang berasal dari suku sasak.

Perkanggo dikoordinasi oleh Pergusti. Perkanggo membawahi pemekel

20