Lompat ke isi

Halaman:Pola Penguasaan Pemilikan dan Penggunaan Tanah Secara Tradisional Daerah NTB (1986).pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Akibat kaisan sepasang ayam ini, dataran di sekitar Gunung Rinjani menjadi luas dan ditumbuhi oleh hutan belukan yang penuh sasak. Oleh karena itu pulau ini disebut Pulau Sasak.

Sang putri telah menjelmakan 40 orang jin menak laki-laki dan perempuan yang kemudian menjadi manusia penduduk asli Pulau Lombok.

Versi lain menyebutkan bahwa bumi sasak sejak dahulu kala telah ada penghuninya yang datang dari arah Barat, yaitu dari Jawa, Madura, Majapahit.

Pada pendatang lain kemudian hidup bersama dan membangun sebuah kerajaan dengan nama Jerobaru (Jerowaru) dan Rajanya Datu Jayakusuma.

Dalam perkembangan selanjutnya, Datu Jayakusuma memindahkan pusat kerajaannya pada suatu tempat yang kemudian disebut Selaparang. Pada tempat lain, Putra Datu Jayakusuma dinobatkan menjadi Raja Pejanggik. Selain kerajaan di atas, di bumi Sasak telah berkembang beberapa kerajaan yang lain, seperti Bayan, Parwa, dan Langko yang waktu dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.

Pada sekitar abad ke XV, Islam masuk ke Lombok dan dibawa para wali yang datang dari Jawa, yaitu pengikut/murid Sunan Giri dan Sunan Kalijaga. Pada mulanya Islam dianut dan berkembang di kalangan kelas atas, yaitu Raja dan keluarga-keluarganya. Oleh karena itu dalam waktu yang relatif singkat, Islam menjadi agama yang dianut secara luas dalam masyarakat Sasak.

Dalam perkembangan selanjutnya telah terjadi penaklukan atas bumi Sasak oleh Kerajaan Karang Asem. Akibat penaklukan tersebut membawa implikasi terhadap bidang sosial dan politik. Pada bagian Barat Pulau Lombok telah berdiri beberapa buah desa yang merupakan kerajaan-kerajaan kecil.

Makin ke Timur kekuasaan Raja Bali (Karang Asem) tidak begitu besar.

Selama kekuasaan Raja Karang Asem Bali di bumi Sasak, pengaruh dan sistem budaya Hindu telah memberikan tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Lembaga SUbak yang menata kehidupan para petani telah diperkenalkan secara meluas.

Pengaruh Hindu tercermin dalam bentuk peninggalan bersejarah sebagai tempat persembahan dan pemujaan.

Tahun 1894 telah terjadi perkembangan lain dalam sejarah sasak.

15