Halaman:Permainan rakyat daerah Kalimantan Selatan.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
  1. Jumlah pemain Permainan Babintih ini merupakan permainan perorangan. Jumlah pesertanya hanya 2 ( dua ) orang, yaitu seorang sebagai pemain yang pasang dan yang seorang lagi sebagai pemukul/penendang.
  2. Usianya Permainan ini dilakukan oleh anak - anak yang berusia antara 12 sampai dengan 17 tahun. Bagi anak - anak yang usianya kurang dari 12 tahun biasanya mereka agak takut ikut bermain. Sedangkan bagi anak yang usianya lebih dari 17 tahun biasanya enggan ikut bermain karena takut mendapat ejekan dari masyarakat.
  3. Jenis kelamin Permainan ini merupakan permainan khusus bagi anak laki - laki. Hal ini sesuai dengan sifat permainan itu sendiri yang bersifat jagoan.
  1. Perlengkapan permainan
    1. Alat permainan

      Permainan Babintih ini sebenarnya tidak memerlukan alat permainan secara khusus. Namun demikian bagi anak - anak yang akan ikut bermain, mereka mengadakan persiapan - persiapan sendiri. Umpamanya mencari obat untuk mengebalkan kulit kaki mereka yang akan dipukulkan atau yang akan menahan pukulan/tendangan.

      Menurut kepercayaan mereka, obat yang dapat mengebalkan kulit kaki itu adalah telur kalimbuai ( sejenis keong yang bentuknya besar bundar ). Telur kalimbuai ini biasanya menempel pada tonggak atau tiang - tiang rumah di atas air. Telur itu kemudian mereka ambil dan setelah diremas begitu rupa, telur kalimbuai itu dibedakkan ke kaki yang akan dipergunakan untuk babintih nanti. Mereka membedaki kaki itu dilakukan waktu mereka masih di rumah, yaitu beberapa jam sebelum diadakan pertandingan.

      Selain dengan benda - benda tersebut, mereka sering pula memakai mantera untuk sugesti terhadap jiwa mereka masing - masing. Mantera - mantera ini mereka tiupkan ke kaki yang akan diadu. Pembacaan mantera inipun mereka lakukan sebelum pertandingan. Mantera - mantera yang mereka pergunakan itu ada yang bersifat pantun dan ada pula yang mereka ambil dari ayat - ayat suci Al Qur ' an.

      Pantun yang sering digunakan oleh anak yang akan menahan pukulan biasanya berbunyi : Naga ulit naga umbang, taguh kulit sampai ka tulang. Artinya : Naga ulit naga umbang, merupakan ungkapan yang diturunkan secara turun temurun, yang tidak diketahui artinya. Taguh kulit sampai ka tulang, berarti kebal kulit sampai ke tulang.

      Sedangkan pantun untuk mereka gunakan sebagai mantera waktu

16