Halaman:Permainan rakyat daerah Kalimantan Selatan.pdf/193

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Pada hitungan 5 s/d 7 kembali pemain A.B,C,D menghentak-hentakkan asak tetap di samping kiri dan kanan badan.

 Pada hitungan ke delapan ke empat asak secara serentak digerakkan ke posisi rapat kembali seperti ke posisi permulaan.

 Demikianlah secara terus menerus pemain pemegang asak menggerakkan asak dengan prinsip pada hitungan ke empat asak digerakkan ke samping dan pada hitungan kedelapan posisi rapat kembali. Untuk menyatukan irama gerakan ke empat pemegang asak ini sering anak-anak yang lain yang tidak ikut bermain bertepuk tangan bersama-sama atau memukul mukul batang kayu kering yang kadang-kadang banyak berserakan di ladang dengan ranting kayu.

 Setelah keempat pemain yang menggerakkan asak telah terdapat keserasian dalam menggerakkan asak, pemain yang akan bertindak sebagai palanduk (misalnya pemain E) mengambil posisi berdiri di antara dua anak pemegang asak. Sehingga posisi pemain seperti terlihat dalam sketsa di bawah ini :

 Pada hitungan 1 s/d 3 bersamaan dengan pemain A,B,C,D menggerakkan asak, pemain E mulai meloncat-loncat di tempat dengan bertumpu pada satu kali secara bergantian.

 Pada hitungan pertama bertumpu pad akaki kiri, hitungan kedua pada kaki kanan dan pada hitungan ke tiga bertumpu pada kaki kiri kembali. Pada hitungan ke empat bersamaan dengan pemain A,B,C,D, menggerakkan asak ke samping kiri-kanan, pemain E meloncat ke tengah-tengah antara ke empat asak dan bertumpuk pada kaki kanan. Posisi pemain pada hitungan keempat ini adalah sebagai berikut :

214