oleh A dengan jalan mengukur jarak antara tempat jatuhnya kayu anak dan lobang, dengan menggunakan ukuran kayu induk. Bilamana jaraknya 10 tumbang, nilai yang diperoleh A 10. Apabila A lepas menangkis kayu anak yang dilemparkan oleh B dan jatuhnya dekat lobang dangan jarak kurang dari ukuran panjang kayu induk, maka A mati. Kalau jatuhnya jauh dari lobang misalnya tiga tumbang kayu induk, maka nilai yang didapat A adalah tiga.
Dengan selesainya mengukur jarak jatuhnya kayu anak dengan lobang tadi baik yang setelah dipukul tadi lepas ditangkap B, maupun yang tidak kena dipukul A, berakhirlah tahap ke dua permainan ini. Selanjutnya diteruskan dengan tahap ke tiga yaitu kayu anak diambil A kemudian diletakkan ke dalam pinggir lobang dengan posisi separo kayu anak mencuat sehingga mudah dipukul dan bisa terlempar ke atas.
Gambar sketsa V ( kedudukan kayu anak di lobang ):
Gambar sketsa VI ( posisi anak yang sedang memukul kayu anak tersebut di lobang ):
Seperti diperlihatkan dalam sketsa VI, A memukulkan kayu induknya pada bagian ujung kayu anak yang mencuat di lobang. Kayu anak akan terlempar ke atas, yang kemudian dipukul A sekali lagi atau dua kali sampai kayu anak tersebut terlempar jauh. Apabila A sesudah memukul pertama kali kayu anak tadi tidak kena pukul yang kedua kali nya, A mati. Apabila kena, B berhasil menangkapnya, B mendapat nilai sesuai perjanjian, A mati. Apabila B tidak dapat menangkap, A mendapat nilai diukur dari tempat jatuhnya kayu anak ke arah lobang deng
193