Halaman:Permainan rakyat daerah Kalimantan Selatan.pdf/123

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
  1. Latar belakang sosial budayanya.

    Permainan ini merupakan sarana hiburan anak - anak dan pada dasarnya setiap anak dapat memainkannya tanpa melalui latihan-latihan khusus. Anak kota, anak desa, anak pegunungan, anak pantai dapat me mainkannya. Anak-anak dari segala golongan dalam masyarakat, apakah mereka itu anak petani, anak nelayan, anak pegawai, anak pedagang dan sebagainya main bersama - sama.

    Jadi permainan ini dapat dimainkan oleh anak siapa saja, tidak terba tas pada lingkungan masyarakat tertentu.

  2. Latar belakang sejarah perkembangannya.

    Basusumpitan berkembang sejak sebelum kemerdekaan. Para informan yang rata - rata berusia 50 tahun mengatakan bahwa sejak mereka masih kecil, mereka ikut pula memainkannya. Hingga kini permainan ini masih berkembang walaupun lebih banyak dimainkan oleh anak anak di desa-desa karena mudah mencari alatnya yaitu bambu kecil yang panjang ruasnya. Permainan ini bersifat musiman, artinya akan menyebar dengan cepat apabila ada anak-anak yang memainkannya.

    Kapan sesungguhnya permainan ini mulai berkembang, belum ada informasi yang jelas tentang ini.
  3. Peserta/pelaku permainan
  1. Jumlahnya.

    Jumlah pemainnya minimum 2 orang. Jumlah maksimum tidak ada ketetapan yang mutlak. Umumnya permaman ini dimainkan beregu.

    Jumlah pemain dalam satu regu bisa mencapai 6 orang.

    Jumlah regu yang bermain biasanya hanya dua regu.
  2. U s i a n y a
    Usia anak yang melakukan permainan ini antara 8 sampai 11 tahun atau anak kelas II sampai dengan kelas V Sekolah Dasar. Sekali kali anak yang berusia 12 atau 13 tahun atau anak yang sudah menduduki kelas VI SD ikut juga bermain. Usia yang terlalu muda lebih banyak tidak diikut sertakan.
  3. Jenis kelamin
    Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak laki - laki. walaupun tidak ada larangan untuk anak perempuan memainkannya. Sifat permainan ini memperlihatkan keberanian dan kepahlawanan. Karena itu anak perernpuan tidak menyenanginya,

134