Halaman:Permainan rakyat daerah Kalimantan Selatan.pdf/122

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
  1. B A S U S U M P I T A N


  1. Nama permainan

    Basusumpitan berasal dari kata sumpit. Sumpit oleh masyarakat Kalimantan Selatan sudah dikenal sejak zaman dulu. Suku bangsa Dayak yang sudah terdesak kepedalaman mempergunakan sumpit ini sebagai senjata untuk berburu binatang atau untuk berperang melawan musuhnya.

    Sumpit dalam bentuk aslinya berukuran panjang hampir dua meter, terbuat dari bahan kayu besi ( ulin ), dengan penampangnya kira - kira 3 cm garis tengah dan lobangnya bergaris tengah 5 - 7 mm. Anak sumpitan atau peluru yang sesungguhnya adalah benda tajam yang diberi bersayap kecil, sedangkan mata anak sumpitan tersebut direndam pada cairan yang beracun, sehingga sasaran yang kena sumpit, misalnya binatang dalam waktu beberapa menit saja akan mati.

    Dalam permainan basusumpitan ini, alat yang dipergunakan anak anak adalah potongan bahan bambu kecil dengan peluru / anaknya terbuat dari tanah liat. Adapun arti basusumpitan tersebut adalah bermain sumpit sumpitan dengan mempergunakan alat sumpit dari bambu.

    Permainan basusumpitah ini ditemukan di seluruh Kabupaten dalam Proinsi Kalimantan Selatan.

  2. Peristiwa/waktu

    Permainan ini adalah permainan anak - anak yang dimainkan pada waktu pagi atau sore. Pada umumnya anak - anak bermain di waktu sore, sesudah makan siang atau sesudah pulang dari sekolah. Pelaksanaan permainan di waktu pagi terutama selama anak - anak belajar di sekolah jarang dilakukan karena permainan ini memakan waktu yang cukup panjang serta mudah mengotori pakaian anak - anak.

    Permainan basusumpitan ini boleh juga dikatatakan permainan musiman. Maksudnya ialah dimainkan sewaktu waktu saja dan tidak ada hubungan dengan peristiwa sosial lainnya.

    Apabila ada dua atau tiga anak mulai bermain, maka anak anak lainnya segera pula ikut bermain. Dalam waktu dua atau tiga hari sudah menyebar ke beberapa desa, malah merambat sampai ke kota-kota.

133