Halaman:Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 02 Tahun 2021.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

- 16 -

seseorang dengan orang lain yang memiliki tingkat sosial yang sama, krama madya digunakan di antara tingkat ngoko dan krama inggil. Sedangkan krama inggil digunakan dalam rangka mendudukkan mitra tuturnya sebagai orang yang lebih tua tingkat sosialnya. Berdasarkan pendekatan definisi Bahasa Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

untuk

bekerjasama,

berinteraksi, mengidentifikasi diri. Adapun Aksara Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pengertian yaitu suatu sistem tanda grafis tertentu yang digunakan oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berkomunikasi dan menuliskan Bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dengan ha dan berakir dengan nga. Ditinjau dari jejak historis, keberadaan Bahasa dan Aksara Jawa sudah ada sejak lama namun tidak diketahui secara pasti keberadaannya. Hadirnya Bahasa dan Aksara Jawa setidaknya dapat diketahui dengan munculnya peradaban dari suku Jawa yang ditandai dari Jawa Kuna pada abad ke-5 sampai dengan ke-15, Jawa Pertengahan abad ke-13 sampai dengan abad ke-17, Jawa Baru abad ke-16 sampai dengan abad ke-19, dan Jawa Modern sejak abad ke-18 sampai dengan saat ini. Namun Bahasa Jawa saat ini yang sering disebut sebagai Bahasa Jawa Modern bukanlah turunan dari Bahasa Jawa Kuna. Perkembangan saat ini seakan telah menjadikan nilai- nilai luhur dan sejarah dari Bahasa dan Aksara Jawa tersebut menjadi terkikis. Masyarakat era saat ini baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengalami perubahan gaya berbahasa khususnya bagi masyarakat Jawa.

Dalam

kehidupan

sehari-hari

masyarakat

Jawa

telah

menggunakan bahasa lain yaitu Bahasa Indonesia, bahasa asing sebagai bahasa

sehari-harinya.

Bahkan

terdapat

pula

yang

menggunakan

beberapa bahasa yang sudah dicampur. Perkembangan zaman juga telah menjadikan

Masyarakat

sekarang

memiliki

kecenderuangan

bahwa

semakin banyak kata-kata dalam bahasa asing yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari justru akan meningkatkan status sosial dari pengguna. Adanya kecenderungan tersebut menjadikan salah satu kebiasaan yang terjadi di masyarakat saat ini yang akhirnya penggunaan Bahasa dan Aksara Jawa di era modern semakin tertinggal. Selain pada kebiasaan dari masyarakat penggunaa bahasa, dari segi birokrasi nyatanya masih banyak beberapa kebijakan-kebijakan yang dirasa akan